Perseroan memiliki cash coverage 183,12 persen, yang tumbuh 34,25 persen, dengan persentase pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) kotor 2,42 persen atau turun 0,51 persen yoy. Sementara NPF bersih juga turun menjadi 0,57 persen.
Sementara itu, rasio lain yang perlu dicermati seperti rasio profitabilitas menunjukkan BRIS memiliki net operating margin (NOM) di level 2,17 pada 2022, alias naik dari level 1,75 pada akhir 2021, sebagaimana tersaji. Neraca keuangan BRIS menunjukkan total aset tumbuh 15,24 persen menjadi Rp305,72 triliun, dari akhir 2021 senilai Rp265,28 triliun, yang terbentuk berkat peningkatan piutang pembiayaan, khususnya murabahah.
Dana simapanan wadiah BRIS juga meningkat, terdiri dari giro Rp21,79 triliun, dan tabungan Rp44,21 triliun. Sementara dana investasi non profit sharing juga tumbuh total mencapai Rp195,47 triliun dari Rp176 triliun, yang dikontribusikan terbanyak dari deposito dan tabungan.