Namun, rilis data penjualan ritel di China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli, membuat investor sebagian besar mengabaikan hasil yang lebih lemah dari perkiraan pada produksi industri dan investasi aset tetap, sementara tingkat pengangguran China juga secara tak terduga tumbuh menjadi 4,2 persen.
Dari sentimen domestik, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2024 tercatat sebesar 408,6 miliar dolar AS. Utang valas ini tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada triwulan I 2024. Peningkatan tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta.
Sementara itu, ULN pemerintah kembali mencatat kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN pemerintah pada kuartal II 2024 sebesar 191,0 miliar, atau mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,9 persen (yoy).
Hal ini dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.630-Rp15.720 per dolar AS.