JAKARTA, iNews.id – International Monetary Fund (IMF) meramal sepertiga dunia akan mengalami resesi pada 2023. Hal ini dikatakan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Senin lalu.
"Kami memperkirakan sepertiga dari ekonomi dunia akan berada dalam resesi," katanya dalam wawancara dengan CBS.
Ia merujuk semua negara yang menjadi mesin utama pertumbuhan. Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, menurutnya, akan mengalami aktivitas yang melemah.
"Tahun 2023 akan lebih sulit dari tahun lalu karena ekonomi AS, Uni Eropa dan China akan melambat," ujarnya.
Berbeda dengan kondisi ekonomi global, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 sebesar 4,5 persen - 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi dengan rentang di atas 5 persen jauh lebih tinggi dibanding negara maju seperti Amerika yang diproyeksikan hanya tumbuh 1 persen di 2023. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan investor asing dapat mempertimbangkan Indonesia menjadi tujuan investasi.
Begitu juga dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral di beberapa negara, diprediksi tidak akan seagresif pada 2022. Hal tersebut akan sangat berdampak positif terhadap instrumen investasi pada efek surat berharga di dalam negeri, salah satunya investasi reksa dana pendapatan tetap.
Reksa dana pendapatan tetap merupakan jenis reksa dana yang isinya merupakan 80 persen surat utang obligasi yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Belakangan ini reksa dana pendapatan tetap tercatat performanya semakin meningkat setiap harinya. Contohnya, MNC Dana Likuid dan MNC Dana Syariah, yaitu produk reksa dana pendapatan tetap dari MNC Asset Management.