Mora Telematika merupakan penyedia jaringan telekomunikasi wholesale yang berdiri sejak tahun 2000, dimana memulai bisnisnya sebagai ISP (Internet Service Provider) dan Call Center. Perseroan melakukan pengembangan usaha pada tahun 2007 sebagai penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik di Pulau Jawa sepanjang 7,5 km.
Adapun Mora Telematika mulai berkiprah secara global dengan dibangunnya kabel bawah laut internasional dengan nama MIC-1 (Moratelindo International Cable-system One) pada tahun 2008 yang menghubungkan dari Jakarta ke Singapura.
Seperti diketahui Singapura merupakan gerbang internet di dunia, dimana Perseroan memiliki keunggulan kompetitif dengan memiliki sendiri akses langsung melalui kabel bawah laut MIC-1 yang diperkuat dengan didirikannya Moratel International Pte. Ltd. di Singapura serta diperolehnya lisensi Facilities-Based Operations oleh pemerintah Singapura pada tahun 2010.
Calon emiten penyedia jaringan telekomunikasi sekaligus entitas Grup Sinar Mas ini akan meraup dana IPO Rp1,03 triliun. Pada prospektusnya, MORA menyampaikan nilai nominal dari saham MORA adalah sebesar Rp100 per saham.
Mora Telematika menetapkan harga final penawaran saham perdana Rp396 per saham. MORA akan melepas 2,61 miliar (2.610.486.000) saham atau sebanyak-banyaknya 11 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Dana yang diperoleh perseroan melalui penawaran umum ini akan digunakan sebanyak 85 persen untuk kebutuhan investasi,dan 15% untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha Mora Telematika.
Pada masa penawaran umum, IPO perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 227,35 kali berdasarkan sistem e-IPO, jauh melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan Obligasi pada tahun 2017, Sukuk melalui Penawaran Umum Berkelanjutan pada tahun 2019, tahun 2020 dan tahun 2021 dengan pemeringkatan dari PEFINDO pada bulan Maret tahun 2022 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya idA dan idA(sy) menjadi idA+ dan idA+(sy).
Jumlah saham yang dilepas ke masyarakat sudah termasuk saham yang dialokasikan kepada karyawan Perseroan yaitu sebesar 0,247 persen saham dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak 6.246.500 saham biasa atas nama untuk program alokasi saham kepada karyawan (Program ESA).
Sehubungan dengan diterbitkannya seluruh saham baru yang ditawarkan dalam IPO dan diimplementasikannya program ESA, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham adalah PT Gema Lintas Benua sebanyak 30,17 persen, PT Candrakarya Multikreasi sebanyak 40,83 persen, PT Smart Telecom sebanyak 18,32 persen, masyarakat sebanyak 10,65 persen, program ESA sebanyak 0,03 persen, dengan jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan sebanyak 23,6 miliar saham atau senilai Rp2,36 triliun.