Tidak seperti CEO lainnya, yang kekayaan bersihnya sebagian besar terkait dengan perusahaan teknologi mereka, Buffett memiliki portofolio yang terdiversifikasi secara luas. Ini memungkinkannya mengatasi aksi jual pada saham teknologi.
Buffett telah lama merekomendasikan agar investor menginvestasikan uang mereka ke dalam dana indeks, yang menahan setiap saham dalam indeks, membuat mereka terdiversifikasi secara otomatis. Indeks S&P 500 misalnya, mencakup perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Coca-Cola, dan Google.
Pada 2017, Buffett mengatakan, bagi orang yang ingin menabung untuk masa pensiun mereka, dana indeks yang terdiversifikasi menjadi yang paling masuk akal sepanjang waktu.
"Secara konsisten beli dana indeks S&P dengan harga murah," ujarnya.
Terlepas dari aksi jual saham teknologi, kekayaan Musk tercatat senilai 216 miliar dolar AS atau Rp3.073,4 triliun masih menjadikannya orang terkaya di dunia, nilainya hampir dua kali lipat dari kekayaan Buffett. Namun Buffett mungkin tidak bertahan lama di posisi 10 besar orang terkaya dunia.
Itu karena pada tahun lalu, miliarder paling dermawan di Amerika ini mengungkapkan sudah setengah jalan memberikan uangnya untuk tujuan filantropi. Dia juga tidak berencana untuk berhenti dalam waktu dekat.