LONDON, iNews.id - Penemu Ethereum, Vitalik Buterin, mengkritik rencana ambisius bisnis mata uang kripto yang dikembangkan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dan pencipta Twitter, Jack Dorsey.
Vitalik Buterin menyebut Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey salah melakukan pendekatan terhadap mata uang kripto. Menurut dia, rencana ambisius mata uang kripto dari Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey merupakan upaya pengembangan bisnis dengan pendekatan yang lemah dan salah.
Mark Zuckerberg baru-baru ini mengatakan dia ingin Facebook beralih menjadi perusahaan metaverse dalam lima tahun mendatang. Metaverse adalah dunia online di mana orang-orang bisa berkomunikasi, main game, bahkan bekerja di lingkungan virtual. Artinya, setiap orang bisa hidup di dalam dunia online bukan hanya sekadar melihat konten.
Sebagai bentuk peralihan bisnis, Facebook juga terjun ke industri mata uang kripto dengan meluncurkan koin Libra, yang sekarang disebut Diem. Namun Vitalik Buterin menilai pendekatan yang dilakukan Mark Zuckerberg tersebut salah karena tak mendapat kepercayaan dari banyak pihak bahkan pelaku mata uang kripto.
"Rencana (bisnis mata uang kripto, Red) Facebook menjadi lemah karena kurangnya kepercayaan, dan ketika perusahaan mencoba membangun platformnya sendiri, meskipun membawa berbagai peserta industri, itu tidak cukup untuk menenangkan orang-orang yang ragu (dengan rencana bisnis mata uang kripto Facebook, red)," kata Vitalik Buterin, seperti dikutip Fortune, Jumat (20/8/2021).
Dia menilai upaya Mark Zuckerberg mengalihkan Facebook menjadi perusahaan metaverse sebagai taruhan karena bisnis internet mulai bergeser, dan Facebook menjadi salah satu yang tertinggal karena masuk kategori perusahaan internet generasi lama.
"Ini merupakan taruhan sebelum bisnis Facebook semakin tertinggal dan menjadi salah satu dari generasi sebelumnya, perusahaan dunia (generasi, red) lama," ujar Vitalik Buterin.
Terlepas dari kritiknya terhadap Mark Zuckerberg dan Facebook, Vitalik Buterin optimis tentang pergeseran peran Internet dalam kehidupan masyarakat.
“Hal yang terjadi selama pandemi adalah bahwa kita pada dasarnya sangat cepat beralih dari dunia di mana dunia fisik adalah pusat pengalaman utama manusia dan internet adalah tambahan, tapi kini berubah di mana internet benar-benar menjadi pusatnya,” ungkap Vitalik Buterin.