“Pasar surat utang tidak hanya sebagai salah satu sumber pendanaan vital untuk mendukung pembangunan program emerintah, juga kini semakin dilirik investor karena memberikan alternatif investasi dengan risiko rendah dalam jangka panjang,” kata Risa.
BEI mencatat hingga November 2023, jumlah pelaporan transaksi EBUS melalui sistem penerimaan laporan transaksi efek (PLTE) telah dilakukan oleh 126 partisipan, dengan rata-rata mencapai 3.410 pelaporan per hari. Ini sejaan dengan perdagangan EBUS melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) yang mencapai Rp133 triliun per November atau naik 12 persen year-on-year (yoy).
Direktur Pengawasan Lembaga Efek dan Lembaga Penunjang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Arif Budiman menyebut, peluncuran ini ikut mendukung dalam pengembangan pasar surat berharga. OJK mengharapkan langkah ini dapat meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar alternatif.
“Likuiditas pasar surat utang lebih banyak dilakukan di SPPA. Ke depan, kita berharap bahwa pasar akan semakin banyak diperdagangkan di over-the-counter (OTC), ataupun juga semakin meningkat di pasar alternatif,” ucap Arif.