"Jadi semua balai-balai, seperti Balai Ciliwung, Citarum, dan lainnya, nanti masing masing dengan programnya, sekitar Rp500 miliar (alokasi) per sungai, kita prioritaskan di Jawa dan Bali," tutur Basuki.
Menurutnya, kehadiran komunitas peduli lingkungan ini memegang peranan langsung untuk menjaga kelestarian sungai yang ada di daerah. Sehingga diperlukan pembiayaan dengan harapan meningkatkan gairah menjaga kelestarian sungai.
"Karena tidak harus membangun sarana pengendalian banjir, tapi juga sampah-sampah ada disitu. Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa komunitas sungai ini," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Basuki juga sekaligus me launching gerakan World Water Warriors yang akan menjadi semacam asosiasi yang dibawahnya merupakan kumpulan dari komunitas peduli sungai.
"Ada anggaran tanpa ada komunitas peduli sungai juga tidak akan jalan. Jadi saya kira untuk water warrior bisa menjadi hub, bisa mengkoordinasikan berkolaborasi dengan para komunitas tadi untuk melakukan suatu gerakan yang difasilitasi oleh dirjen SDA melalui balai-balainya," kata Basuki.