JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku heran dengan permintaan tambahan penempatan dana pemerintah yang diajukan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Keheranan Purbaya muncul karena surat permohonan resmi dari BTN belum diterima, sementara tingkat penyaluran dana penempatan yang telah diterima sebelumnya dinilai masih rendah.
BTN sebelumnya telah menerima penempatan dana Rp25 triliun dari pemerintah. Namun, menurut data Menkeu per Kamis (20/11/2025), serapan dana di BTN belum maksimal.
“Kalau ada yang di record kita ya dari Rp55 triliun pertama, penyerapannya di Mandiri sudah 100 persen disalurkan, BRI 100 persen, BNI 68 persen, BTN baru 41 persen, kenapa mereka minta lagi ya? Aneh juga,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Meski demikian, Purbaya menyatakan kesiapan untuk menindaklanjuti permintaan tersebut segera setelah surat resmi dari BTN masuk.
“Ya sudah titip ya BTN, ya, bilang kalau suratnya sudah jadi nanti kita kasih,” tuturnya.
Purbaya menegaskan, keputusan penambahan penempatan dana hanya dapat diambil setelah Kementerian Keuangan menerima surat permohonan, menganalisis kualitas penyaluran dana sebelumnya, serta mempertimbangkan kondisi likuiditas perbankan secara keseluruhan.
Pemerintah sendiri baru-baru ini menyalurkan tambahan likuiditas sebesar Rp76 triliun ke sejumlah bank untuk merespons pelemahan pertumbuhan uang primer (base money atau M0) yang turun dari 13,3 persen pada akhir September menjadi 7,7 persen pada Oktober.
Rincian penyaluran dana Rp76 triliun pada Jumat lalu adalah Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing menerima Rp25 triliun, serta Bank Jakarta menerima Rp1 triliun.