“Target pembiayaan rumah subsidi melalui FLPP tahun ini sebesar 60.625 unit rumah. Dengan terjadinya penurunan porsi pendanaan, maka target PPDPP tahun 2018 dapat ditingkatkan menjadi 70.000 unit rumah,” kata Budi melalui keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).
Dia mengatakan, pemerintah tetap berkomitmen untuk mendukung tersedianya akses perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) meski porsinya diturunkan. Menurutnya, subsidi tetap dibutuhkan supaya MBR bisa menikmati bunga KPR murah tetap sebesar 5 persen selama jangka waktu antara 15-20 tahun.
“Bila tanpa subsidi, besar bunga yang harus dibayarkan mengikuti besaran suku bunga pasar,” katanya.
Untuk mengompensasi penurunan ini, kata Budi, pemerintah telah menyediakan alternatif pembiayaan untuk perbankan melalui PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). BLU di bawah Kementerian Keuangan ini yang menyediakan dana murah bagi bank yang terlibat skema FLPP.
Budi menambahkan, sepanjang semester I-2018, rumah subsidi yang telah didanai melalui FLPP sebanyak 12.455 unit rumah atau senilai Rp1,43 triliun. Sementara untuk realisasi SSB (subsidi selisih bunga) 45.198 unit atau Rp2,5 triliun dan SBUM (subsidi bantuan uang muka) sebanyak 51.365 unit atau 14,9 atau Rp1,3 triliun.