Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun naik hampir 14 basis poin (bps) menjadi 4,479 persen semalam, dan para analis menghubungkan kenaikan tersebut dengan ekspektasi bahwa Donald Trump akan memenangkan Pemilu Presiden AS, yang pada gilirannya menyebabkan tarif lebih tinggi dan pinjaman pemerintah.
Dari Eropa, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyebut bahwa zona eropa 'sangat maju' dalam jalur disinflasi, namun masih ada tanda tanya mengenai prospek pertumbuhan ekonomi. Inflasi di benua biru mereda pada bulan lalu namun komponen jasa yang penting masih tetap tinggi, sehingga memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga dalam negeri akan tetap pada tingkat yang tinggi.
Dari sentimen domestik, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024. Angka ini meningkat sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp8.338,43 triliun.
Rasio utang pemerintah tersebut setara 38,71 persen terhadap Produk Domestik bruto (PDB) Indonesia. Artinya, angka tersebut tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40 persen.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp16.320-Rp16.440.