Tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih lanjut memberi Federal Reserve atau The Fed lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju resesi.
Dari sentimen domestik, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Juli 2024 mencatatkan defisit Rp93,4 triliun atau setara 0,41 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit ini melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Juni 2024, yaitu Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB.
Dari total postur, bulan Juli 2024 kita defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB, masih jauh dari total defisit APBN (yang direncanakan untuk 2024).
Secara keseluruhan, APBN 2024 memang didesain Rp522,8 triliun atau 2,29 persen terhadap PDB. Artinya, defisit yang terjadi pada Juli 2024 masih dalam rentang proyeksi pemerintah. Sedangkan, penerimaan negara sepanjang Januari-Juli 2024 mencapai Rp1.545,4 triliun atau setara 55,1 persen dari target penerimaan.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.750-Rp15.860 per dolar AS.