Selain itu, pasar juga menunggu tanda-tanda langkah selanjutnya oleh Iran, yang telah bersumpah untuk memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan seorang pemimpin Hamas akhir bulan lalu.
Dari sentimen domestik, pasar merespon positif setelah pemerintah mengungkapkan kondisi ekonomi global tengah mengalami kondisi pelemahan yang dalam. Sektor manufaktur Indonesia menjadi salah satu ‘korban’ akibat pelemahan tersebut. Data Indeks Manajer Pembelian/ Purchasing Manager’s Index (PMI) yang dirilis S & P Global menunjukkan posisi Indonesia berada di level 49,3 pada Juli 2024. Angka ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir.
Pelemahan kinerja manufaktur juga terjadi pada negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat di level 49,6 dan China di level 49,8. Ini menggambarkan lingkungan global tidak stabil, bahkan hostile to each other. Ini menyebabkan ekonomi relatif berhenti atau stagnan.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600-Rp15.710 per dolar AS.