Selain itu, fokus juga tertuju pada data indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE) AS yang dirilis kemarin tampak melandai dan sesuai ekspektasi pasar, sehingga hal ini diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap rupiah ke depan.
"Itu juga terjadi beberapa hari menjelang pertemuan Fed di mana bank sentral secara luas diharapkan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga pada bulan September," kata Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi dalam risetnya, Jumat (26/7/2024).
Selain data ekonomi AS, peristiwa mundurnya Presiden Joe Biden dalam Pilpres 2024 melawan Donald Trump cukup menggemparkan pasar. Sementara dari dalam negeri, ketidakpastian juga akan besar karena adanya masa transisi kepemimpinan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Ketidakpastian bisa memicu investor untuk memilih aset aman dan menjual aset lain, seperti rupiah. Kondisi ini bisa membuat rupiah tertekan terhadap dolar AS.