Kenaikan saham sebesar 544 persen tidak terjadi tanpa alasan. Berikut beberapa faktor yang kemungkinan besar berperan:
1. Ekspektasi Aksi Korporasi
Investor menilai MLPT berpotensi melakukan ekspansi bisnis besar atau aksi korporasi seperti spin-off, kemitraan teknologi, atau IPO anak usaha. Sentimen ini mendorong minat beli tinggi, terutama setelah pengumuman rencana MLPT memperluas penetrasi pasar TI di sektor enterprise.
2. Sentimen Sektor Teknologi
Tren digitalisasi pasca-pandemi masih berlanjut. Sektor teknologi mendapat perhatian besar, dan MLPT sebagai penyedia layanan IT enterprise menjadi salah satu penerima manfaat. Pergerakan saham MLPT juga bersamaan dengan tren kenaikan saham-saham teknologi global.
3. Likuiditas Rendah, Permintaan Tinggi
Dengan sebagian besar saham dikuasai MLPL, saham beredar di publik (free float) relatif kecil. Kondisi ini bisa membuat harga lebih mudah terdorong naik ketika permintaan meningkat. Dalam kasus MLPT, kenaikan bisa diperparah oleh pembelian besar oleh investor ritel dan institusi secara bersamaan.
4. Spekulasi dan Momentum Pasar
Beberapa pelaku pasar mungkin masuk karena efek momentum, yaitu membeli saham yang sedang naik tanpa analisis fundamental mendalam. Akibatnya, kenaikan harga bisa semakin ekstrem dan membentuk pola parabolis.
5. Kinerja Fundamental dan Potensi Pendapatan
Meski valuasinya tinggi, investor optimistis terhadap pendapatan jangka panjang MLPT seiring meningkatnya permintaan solusi digital di sektor pemerintahan, perbankan, dan korporasi besar. Perusahaan juga dikenal memiliki portofolio klien yang stabil.
Kesimpulannya, siapa pemilik saham MLPT yang harganya naik 544 persen adalah PT Multipolar Tbk (MLPL) sebagai pemegang saham pengendali utama, dengan kepemilikan sekitar 84,95%. Perusahaan ini berada di bawah payung besar Lippo Group, yang dikenal memiliki portofolio bisnis luas di berbagai sektor.