BALI, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan Federal Reserve (The Fed) akan terus mengerek suku bunga acuan atau mempertahankannya di kisaran 5,5 persen dalam waktu yang lama.
Hal itu, tentunya akan membuat investor yang menarik kembali investasi atau menahan tidak berinvestasi di negara emerging atau berkembang. Dengan angka inflasi global yang juga masih tinggi, maka akan nenpengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging termasuk Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan dolar AS juga masih berada di kisaran indeks 100,3-100,5. Dengan bangkrutnya tiga bank di AS dan juga kondisi pasar keuangan global, maka sulit mengharapkan aliran modal asing atau capital inflow.
Untuk itu, lanjutnya, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan saling bahu membahu dan bekerja keras untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun ini di kisaran 5,1-5,2 persen, sementara tahun depan di 5,3 persen. Ini didukung oleh konsumsi domestik, ekspor, dan investasi," ungkap Perry dalam Gala Seminar ASEAN 2023: Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience di Nusa Dua, Rabu (29/3/2023).