Perseroan akan terus mendukung upaya hilirisasi nikel pemerintah. Perseroan juga berharap dapat memberikan kontribusi berharga dalam terciptanya ekosistem industri baterai isi ulang untuk kendaraan listrik di Indonesia
Adapun pada saat IPO, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 12,1 miliar saham. Ini setara 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Perseroan saat ini telah memasuki proses penawaran awal atau bookbuilding hingga 24 Maret 2023.
"Perseroan berharap dapat meraup dana segar sekitar 650 juta dolar AS atau sekitar Rp9,7 triliun untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman perseroan, serta tambahan modal kerja,” ujarnya.
Di samping itu, perseroan juga akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5 persen atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA). Adapun, harga penawaran yang ditetapkan perseroan sebesar Rp1.220 hingga Rp1.250 per saham.
Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Sedangkan untuk penjamin emisi efek ditunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.