Tiko menjelaskan, Jiwasraya memang mendapatkan tekanan yang begitu besar. Tekanan pertama dari peningkatan liabilitas imbas bunga yang tinggi.
Berdasarkan catatannya, saat ini liabilitas yang ditanggung mencapai Rp52,9 triliun. Rinciannya Rp34,6 triliun berasal dari liabilitas polis tradisional dan Rp16,5 triliun merupakan polis saving plan.
"Jiwasraya mendapat tekanan dari dua sisi. sisi kanan meningkatnya liabilitas karena tadi janji janji bunga yang tinggi sekali," ujarnya.
Selanjutnya, tekanan kedua yaitu ada pada aset. Saat ini, nilai aset perusahaan hanya sebesar Rp17 triliun saja.
"Jadi perusahaan ini antara aset dan liabilitas hanya sepertiga jadi. tentunya ini kondisi sangat buruk dan ini membuat RBC minus 1.900 dan ekuitas minus Rp35,9 triliun. Nah kami juga ingin tekankan di sini bahawa dalam perjalanan waktu asuransi punya janji masa depan yang dikalkulasi terus sehingga kalau masalah ini berkepanjangan jumlah negatifnya juga akan meningkat," kata Tiko.