Wall Street Anjlok Imbas The Fed dan Utang China

Anggie Ariesta
Bursa Amerika Serikat atau Wall Street anjlok pada perdagangan Senin (20/9/2021), (foto: dok iNews)

Sentimen pasar jelas memburuk dalam beberapa hari terakhir, dengan latar belakang pengetatan kebijakan moneter secara bertahap dan penarikan stimulus fiskal di AS juga risiko asing seperti krisis utang di China dan perlambatan ekonomi di Eropa akibat melonjaknya harga energi.

Ekonomi di AS pun mulai melambat karena lonjakan dari stimulus era pandemi mulai memudar. Penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan gagal meyakinkan pasar pada minggu lalu tentang kekuatan konsumen, terutama setelah survei sentimen konsumen Universitas Michigan keluar dari sisi yang lemah.

Pada saat yang sama, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasinya juga telah menguat.

Pendiri MacroPolicy Perspectives Julia Coronado mengatakan melalui Twitter bahwa mayoritas responden surveinya mengharapkan "sinyal kuat" dari The Fed minggu ini dan pihaknya akan mulai mengurangi pembelian aset, kemungkinan besar dimulai pada November.

"Ini baru permulaan," kata Daniel Lacalle, kepala ekonom di Tressis di Madrid, melalui Twitter. Dia mencatat bahwa properti menyumbang 25 persen dari PDB China, sesuatu yang akan menyulitkan pihak berwenang untuk menahan dampak dari pemain sebesar itu.

Disisi lain, saham maskapai penerbangan berada di antara yang berkinerja terbaik, setelah laporan Financial Times mengklaim bahwa pemerintah AS siap untuk mencabut larangan kedatangan yang tidak penting dari Uni Eropa dan Inggris, mengakhiri 18 bulan perpecahan bandara yang biasanya punya rute penerbangan jarak jauh tersibuk di dunia.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Makro
19 hari lalu

BI Diprediksi Kembali Pangkas Suku Bunga 25 Bps 

Keuangan
26 hari lalu

IHSG Hari Ini Dibuka di Zona Hijau, Nilai Transaksi Sentuh Rp1,03 Triliun

Nasional
1 bulan lalu

Harga Logam Mulia Berpotensi Tembus Rp2,3 Juta per Gram, Ini Pendorongnya 

Keuangan
1 bulan lalu

Rupiah Sepekan Terkoreksi 0,82 Persen, Diprediksi Sentuh Rp16.800 per Dolar AS Pekan Depan

Keuangan
2 bulan lalu

Rupiah Sepekan Melemah 1,38 Persen ke Rp16.601 per Dolar AS, Terendah sejak Mei

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal