"Dan itu mudah di pasarkan ke kota-kota tanpa dia harus pindah ke kota-kota," sambung dia.
Karena itu, selama era kepemimpinan Jokowi-JK, meski diterjang gejolak global, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya walaupun melambat. "Makro kita sehat dan fundamentalnya cukup kuat. Ada tantangannya, kalau tidak ada tantangannya, kurang enak juga hidup itu. Pertumbuhan ekonomi kita dari 2014, terutama 2015 sampai 2017 itu meningkat tapi memang pelan-pelan. Sampai semester I-2018, Pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen. Tadinya 5,07 dan 5,03," tuturnya.
Prestasi lainnya yang ditunjukkan kabinet Jokowi-JK yaitu, rasio tingkat kemiskinan berhasil turun single digit ditengah gejolak global yang juga berimbas kepada Indonesia. "Lebih jauh dari itu, indikator-indikator yang lebih dalam dari sekadar pertumbuhan ekonomi, saya tunjukkan tingkat kemiskinan posisi terbaik mungkin sejak beberapa tahun terakhir, 9,82 persen atau satu digit. Rasio gini juga membaik sejak beberapa tahun terakhir, sekitar 7-8 tahun terakhir, ini posisi terbaik dengan rasio 0,389. Tingkat pengangguran terlihat secara konsisten menurun dalam beberapa tahun terakhir," katanya.
Selain itu, angka inflasi berhasil ditekan pemerintah di bawah 3 persen tiap tahunnya. "Ditambah tingkat inflasi yang bisa dikendalikan. 20 tahun lalu, inflasi kita double digit, setelah reformasi, dalam empat tahun terakhir jauh lebih stabil karena bergerak di angka 3,5 persen," ucapnya.