"Akhirnya ke permanen sistem mereka sendiri bisa, dengan kemandirian yang ada mereka bisa. Makanya yang ada tidak bisa tingkat pusat saja, tapi para bupati, kepala desa, gubernur, camat. Itu kalau kita mau berhasil," ucapnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menambahkan, dalam rangka menangani daerah rentan rawan pangan ini, pihaknya telah memiliki program-program intervensi. Salah satunya, pengembangan kawasan rumah pangan lestari.
"Setiap tahunnya kita mengembangkan 2.300 titik kawasan Rumah Pangan Lestari yang utamanya diikuti keluarga kelompok tani Indonesia," kata dia.
Selanjutnya, dengan mengembangkan koperasi usaha tani juga menjadi langkah pemerintah entaskan daerah rentan rawan pangan. Pasalnya, pendapatan usaha yang kecil juga membuat masyarakat daerah menjadi kesulitan makan.
Kemudian, pengembangan industri pangan lokal dan beberapa upaya lain bernama lumbung pangan masyarakat. Program lumbung pangan masyarakat ini sudah pernah dilakukan Kementan dan tahun depan akan digenjot lebih kencang lagi.
"Sekarang sekitar 3.000 lumbung pangan masyarakat tapi semuanya tidak hidup. Artinya ada yang hidup, ada yang mati, ada yang koma, ada yang mati beneran. Ini akan kita benahi lagi secara bertahap lumbung pangan masyarakat," tutur dia.