JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan holding minyak dan gas (migas) akan mengefisiensikan pengelolaan bisnis gas hingga Rp8 triliun selama lima tahun. Holding migas ini diinduki oleh PT Pertamina (Persero) dengan anggotanya PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Pertagas.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, efisiensi tersebut karena tujuan pembentukan holding migas untuk mengoptimalkan rantai pasok gas yang belum maksimal. Sebab selama ini harga gas masih bervariasi dan persaingan usaha yang tidak sehat.
"Secara keseluruhan efisiensi yang terjadi dari holding (migas) ini bisa mencapai Rp8 triliun selama lima tahun," ucapnya di Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Untuk itu, ia berharap dalam waktu dekat konsolidasi pembentukan holding migas ini segera diselesaikan. Dengan demikian akan menyelesaikan persoalan akuisisi Pertagas dan PGN sehingga pada 2021 bisa sepenuhnya terintegrasi menjadi perusahaan migas.
"Kami mau sampaikan, integrasi holding migas ini akan dilakukan dalam waktu lima tahun. Ini akan menyelesaikan persoalan pertagas dan PGN," ujarnya.