JAKARTA, iNews.id - Rasio kredit yang diberikan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ditargetkan mencapai 30 persen lebih dari total pembiayaan dari industri perbankan nasional. Target ini diperkirakan bisa tercapai pasca-terbentuknya holding badan usaha milik negara (BUMN) Ultra Mikro.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, pembentukan holding BUMN Ultra Mikro merupakan kebijakan pemerintah untuk memastikan terjaminnya penyaluran pembiayaan bagi pelaku usaha. Menurut dia, pembentukan holding bisa membuat bunga pembiayaan kepada pelaku usaha ultra mikro turun, diproses secara lebih mudah dan menjangkau lebih banyak nasabah baru.
"Jadi kita berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM setidaknya bisa naik jadi 30 persen dengan dorongan dari pembentukan holding ini," kata Teten Kamis (25/3/2021).
Keberadaan holding BUMN ultra mikro dianggap penting karena saat ini ada banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memperoleh akses kredit ke lembaga perbankan. Berdasarkan data Kemenkop UKM, hingga 2020 lalu proporsi pembiayaan UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen.
Jumlah ini masih jauh di bawah angka yang dicatat lembaga perbankan di negara tetangga. Di Singapura, rasio pembiayaan bank terhadap UMKM mencapai rata-rata 39 persen.
Kemudian, rasio kredit yang sama di Malaysia mencapai 50 persen, Thailand 51 persen, Jepang 66 persen, dan Korea Selatan 82 persen. “Kami hanya ingin memastikan bahwa penyaluran kredit mikro akan jauh lebih terarah kepada usaha kecil dan mikro yang memerlukan dengan bunga yang lebih rendah, mudah, dan juga ada pertambahan nasabah baru yang signifikan,” ujarnya.
Holding BUMN Ultra Mikro dimaksudkan untuk memperluas jangkauan, meningkatkan layanan dan memberdayakan masyarakat di bidang ultra mikro secara berkelanjutan. Sinergi ini rencananya melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).