JAKARTA, iNews.id - Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini tak tumbuh. Pandemi Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi tertekan.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Hidayat Amir mengatakan, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI sebesar -0,4 persen dan 2,3 persen. Dia mengatakan, pandemi Covid-19 membuat situasi menjadi dinamis.
Menurut Hidayan, proyeksi akan diketahui secara lebih pasti saat pandemi berakhir. Namun, kata dia, pemerintah terus menganalisis dampak Covid-19 di tengah kondisi setiap daerah yang berbeda-beda.
"Bahkan perkiraannya kita sudah mulai memahami jika kita dalam kondisi yang dinamis ini, perkiraan di kuartal berapa ini (wabah) akan berakhir, meski itu tentu sangat tergantung pada penangananya," katanya, Selasa (2/6/2020).
Menurut Hidayat, pemerintah telah menyiapkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Saat ini, kata dia, ekonomi menuju skenario berat (2,3 persen) dari sebelumnya menuju sangat berat (-0,4 persen).
"Kita sudah melihat jika ini kira-kira di kuartal II-2020 lebih parah dan kuartal ketiga sudah selesai, itu kuartal II dunia usaha bisa hibernate tapi tidak mati, bisa istirahat dari aktivitasnya tapi tidak mati, support-nya seperti apa ini kami siapkan bersama BI, OJK, Bank dunia bagaimana sektor bisnis, dan riil bisa bertahan walau tidak melakukan aktifitas ekonomi. walau sisi keuangan masih keluar tapi mereka tidak mengalami kebangktutan. bahkan jangan sampai terjadi PHK besar-besaran, ini yang kami desain," tuturnya.