Berbicara setelah keputusan diumumkan, Presiden ECB Christine Lagarde menggambarkan pembenaran untuk kenaikan yang lebih besar.
“Inflasi terus tinggi yang tidak diinginkan dan diperkirakan akan tetap di atas target kami untuk beberapa waktu. Data terbaru menunjukkan perlambatan pertumbuhan, mengaburkan prospek untuk paruh kedua tahun 2022 dan seterusnya,” ujar Lagarde.
Kepala strategi di Principal Global Investors, Seema Shah mengatakan, ECB tidak memperketat kebijakannya dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi yang kuat.
“ECB sedang mendaki ke dalam ekonomi yang melambat secara drastis, menghadapi kejutan stagflasi yang parah [ketika inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah] yang cukup di luar kendalinya, sementara juga menghadapi krisis politik Italia yang menghadirkan dilema risiko kedaulatan yang sulit,” ucapnya.
Inflasi pada bulan Juni menunjukkan rekor tertinggi 8,6 persen. Namun, beberapa investor skeptis atas tindakan ECB karena mereka memprediksi resesi akhir tahun ini. Pada bulan Juni, perkiraan ECB menunjukkan tingkat inflasi sebesar 6,8 persen untuk seluruh tahun ini dan 3,5 persen pada tahun 2023.
Dalam hal pertumbuhan, bank sentral memperkirakan tingkat PDB sebesar 2,1 persen untuk tahun ini dan berikutnya.