"Potensi anggaran yang dikelola selain berasal dari (dana) reboisasi dan lain-lain, untuk carbon trading dan juga potensi lainnya bisa mencapai Rp800 triliun. Nanti kita lihat bagaimana strategi dan skemanya," kata dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, saat ini Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen. Namun, dengan adanya kompensasi yang dibayarkan negara lain, salah satunya melalui carbon trading, Indonesia mampu mengurangi emisi karbon hingga 41 persen.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan, untuk dana awal yang sudah tersedia untuk dikelola oleh BDPLH sebesar Rp2,1 triliun. Untuk tahun depan, badan ini berpotensi mengelola dana sebesar Rp4,29 triliun.
"Sumber dananya dana reboisasi, dana dari Norwegia dan APBN," katanya.