Bertemu Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Menko Airlangga Usulkan 5 Langkah Menuju Netralitas Karbon 

Michelle Natalia
Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang digelar di Phnom Penh, Kamboja pada Rabu (9/11/2022). (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

PHNOM PENH, iNews.id - Dalam menghadapi lanskap ekonomi pascapandemi yang rentan, ditambah ancaman perubahan iklim, ASEAN perlu menyusun strategi untuk memperkuat diri membangun kapasitasnya. Isu-isu perubahan iklim akan mempengaruhi arah ekonomi kawasan di masa depan, oleh karena itu diperlukan langkah-langkah konkret yang mengarah pada rendah karbon

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi RI dalam pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang digelar di Phnom Penh, Kamboja pada Rabu (9/11/2022). Pertemuan ini bertujuan memperkuat kesiapan ASEAN menghadapi ancaman dan membangun kapasitasnya untuk ketahanan jangka panjang.

Menko Airlangga menjelaskan, diperlukan kerja sama lintas sektor seperti pertanian, energi, dan transportasi untuk memastikan bahwa semua inisiatif yang telah ada bisa berjalan dengan efektif.

“Perubahan iklim diperkirakan akan mengurangi 4–18 persen dari PDB global pada 2050, sementara di ASEAN diperkirakan akan kehilangan 4–37 persen PDB-nya,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga menambahkan, transisi menuju masa depan yang berkelanjutan adalah kunci kemakmuran, ketahanan, dan bahkan kelangsungan kawasan. Dia juga menyampaikan bahwa agenda dekarbonisasi tidak hanya menjadi milik Pemerintah tetapi harus menjadi upaya bersama yang juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat yang paling terkena dampak perubahan iklim.

“Kita perlu mengarusutamakan agenda keberlanjutan di setiap lini kebijakan kita berdasarkan komitmen kita pada Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ucap Menko Airlangga. 

Saat ini ASEAN telah memulai inisiatif tersebut melalui Netralitas Karbon yang akan menjadi dasar untuk Visi Hijau ASEAN pasca-2025. “Pengembangan strategi ASEAN dalam netralitas karbon harus mempertimbangkan perlunya transisi yang adil dan teratur serta memastikan bahwa tidak ada satupun negara anggota yang tertinggal,” tuturnya.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
6 jam lalu

Purbaya soal Redenominasi Rupiah: Wewenang BI, Bukan Tahun Ini atau 2026

Nasional
4 hari lalu

Canda Bahlil ke Airlangga: Ini Ketum Golkar Senior, Kalau Gak Hormat Bahaya Saya

Nasional
9 hari lalu

Menhan se-ASEAN Bertemu di Malaysia, Sepakat Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Nasional
11 hari lalu

Trump Bertemu Xi Jinping soal Tarif, Airlangga Ungkap Dampak Strategisnya

Nasional
11 hari lalu

Prabowo Minta Purbaya-Rosan Cari Solusi Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal