Suhariyanto menjelaskan, perlambatan investasi merupakan dampak dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor barang modal. Selain itu juga, terjadi penurunan produksi domestik. "Ada kebijakan pemerintah untuk menahan beberapa penanaman modal untuk menahan impor," ujar Suhariyanto.
Pria yang akrab disapa Kecuk itu kemudian mengatakan, di sisi pertumbuhan nilai impor tertinggi terjadi pada mesin pesawat ringan. "Realisasi Belanja Modal Pemerintah Pusat (APBN) Triwulan IV-2018 sebesar 87,82 triliun, menurun 21,40 persen dibanding belanja modal Triwulan IV/2017," ujar Suhariyanto.
Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengakui realisasi investasi sepanjang 2018 cukup mengecewakan. Namun, investasi akan segera pulih di tengah iklim bisnis yang terus membaik.
Realisasi investasi sepanjang tahun lalu melambat cukup signifikan setelah hanya tumbuh 4,1 persen, sehingga gagal mencapai target Rp730 triliun. Padahal, pada 2017, realisasi investasi tumbuh 16,4 persen.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, melambatnya investasi di Indonesia tidak terlepas dari situasi yang terjadi secara global. Pergerakan investasi asing (foreign direct investment/FDI) global turun 20 persen sepanjang 2018.
"Ada siklus natural di mana investasi akan rebound setelah pemilihan umum. Kita memiliki delapan bulan tersisa untuk menggapai reformasi," ujarnya dalam diskusi Outlook Ekonomi dan lnvestasi Indonesia 2019 bersama Eurocham di kantornya, Jakarta, Rabu (6/2/2019).