Dia menyebut, mafia tanah menyewa buzzer dengan memposisikan diri mereka seolah-olah menjadi korban dari kesewenang-wenangan pemerintah. Dia menduga mereka tak senang dengan aksi Kementerian ATR/Badan Pertanahan Negara (BPN) yang terus memburu mafia tanah.
"Kita tangkap, penjarakan. Bekerja mengurangi mafia tanah bukanlah hal yang mudah. Ke depannya, saya yakin mereka akan berpikir dua kali tiga kali sebelum melakukan," tuturnya.
Mantan menko perekonomian itu telah sembilan orang pejabat BPN yang bekerja sama dengan mafia tanah di Jakarta Timur.
"Ada yang dipecat dan dibuang ke tempat jauh, ada yang turun pangkat, karena melakukan pelanggaran yang menyebabkan mafia bisa bergerak," ucapnya.