JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) memprediksi neraca pembayaran mengalami surplus pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Hal ini seiring dengan proyeksi defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang akan terus menurun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, surplusnya neraca pembayaran juga ditopang dengan adanya peningkatan surplus neraca modal, sebagai dampak dari derasnya aliran modal asing masuk.
"Neraca pembayaran itu kan penjumlahan antara defisit transaksi berjalan dengan surplus neraca modal, perkiraan kami di triwulan satu itu defisit transaksi berjalan akan menurun. Sementara itu, surplus neraca modal akan naik, terutama dari aliran modal asing masuk, khsususnya dalam portofolio inevstasi di dalam SBN (Surat Berharga Negara)," ujar Perry, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
BI mencatat aliran modal asing masuk ke Indonesia dari awal tahun hingga 8 Maret 2019 sebanyak Rp59,9 triliun. Angka tersebut terdiri dari SBN sebesar Rp50,2 triliun dan melalui pembelian pasar saham Rp10,5 triliun.
"Dengan kondisi ini maka perkiraan kami di kuartal pertama secara keseluruhan neraca pembayaran akan mengalami surplus," kata Perry.