JAKARTA, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dibayangi resesi ekonomi yang bisa mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR). Hal ini membuat negara-negara lainnya bersiap untuk menghadapinya. Lalu apa yang harus dilakukan Indonesia?
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, pemerintah perlu melakukan kebijakan yang lebih ekspansif. Pasalnya, dengan adanya resesi ini dapat membuat perekonomian Indonesia sangat bergantung pada domestic demand.
Meskipun menurutnya perekonomian Indonesia selama ini sudah bergantung pada domestic demand melihat kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 60 persen. Namun, hal tersebut perlu digenjot lagi melalui kebijakan pemerintah diimbangi oleh kebijakan Bank Indonesia (BI).
"Sekarang bagaimana pemerintah dan BI bisa mendorong pertumbuhan konsumsi dalam negeri yang bisa mengangkat investasi," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Sabtu (6/4/2019).
Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi pondasi bagi pemerintah untuk menghadapi resesi AS ini karena bisa menarik investasi. Kemudian, pemrintah juga harus mengupayakan kebijakan yang mendukung investasi baik dari kemudahan perizinan, kemudahan pembebasan lahan, kepastian hukum, dan konsistensi kebijakan agar Indonesia bisa bersaing marik investor dari negara lain.