China Tingkatkan Impor Produk AS, Evaluasi Perjanjian Dagang Fase I Ditunda

Djairan
Amerika Serikat (AS) dan China sepakat menunda peninjauan dan evaluasi atas perjanjian perdagangan Fase I yang semula dijadwalkan pada Sabtu (16/8/2020). (Foto: Shutterstock)

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dan China sepakat menunda peninjauan dan evaluasi atas perjanjian perdagangan Fase I yang semula dijadwalkan pada Sabtu (16/8/2020). Hal tersebut lantaran AS melihat adanya peningkatan pembelian produk pertanian dan energi oleh China.

“Belum ada tanggal baru untuk pertemuan dan evaluasi enam bulan perjanjian perdagangan Fase I, antara pihak Amerika yang diwakili Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, serta Wakil Perdana Menteri China Liu He,” ujar juru bicara dari kedua pihak, dikutip dari CNBC pada Minggu (16/8/2020).

Sebelumnya, telah dijadwalkan para pejabat kedua raksasa ekonomi dunia itu akan mengadakan konferensi video pada Sabtu, sebagai peringatan enam bulan atas perjanjian perdagangan Fase I yang mulai berlaku sejak 15 Februari 2020. Presiden AS Donald Trump, pada Jumat lalu menyatakan pandangannya bahwa kesepakatan perdagangan itu telah berjalan sangat baik, namun dirinya tidak mengomentari penundaan jadwal evaluasi tersebut.

Tampaknya, pejabat AS ingin memberikan tambahan waktu kepada China agar dapat meningkatkan pembelian barang-barang AS yang tertuang dalam perjanjian perdagangan Fase I. Sebab, China masih jauh dari target pembelian produk AS senilai 77 miliar Dolar AS (Rp1.148 triliun) untuk tahun ini, dalam mengimpor produk pertanian, manufaktur, energi dan jasa dari Negeri Paman Sam itu.

Namun, seiring ekonomi China yang mulai bangkit dari dampak pandemi Covid-19, pembelian produk AS mulai meningkat. Pada hari Jumat, Departemen Pertanian AS melaporkan penjualan 126.000 ton kedelai ke China, menandai penyerapan yang mulai bertambah oleh perusahaan pengimpor China.

Sementara itu, pedagang minyak AS, pialang kapal, dan importir China juga mengatakan bahwa perusahaan minyak milik China secara tentatif telah memesan kapal tanker untuk membawa setidaknya 20 juta barel minyak mentah AS untuk persediaan Agustus dan September. Hal itu mengindikasikan peningkatan pembelian di sektor energi.

Pejabat administrasi Trump mengisyaratkan, bahwa mereka puas dengan laju pembelian dalam beberapa pekan terakhir oleh China. Kemajuan tersebut juga mencakup beberapa peningkatan akses untuk perusahaan jasa keuangan AS di China, memperkuat perlindungan kekayaan intelektual dan penghapusan beberapa hambatan perdagangan produk pertanian.

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Nasional
16 jam lalu

Bertemu 45 Menit, Luhut: Prabowo Gembira Negosiasi Tarif dengan AS akan Rampung

Internasional
11 jam lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
20 jam lalu

Kim Jong Un Pamer Kapal Selam Nuklir Pertama Buatan Korea Utara

Internasional
21 jam lalu

Trump Ingin Rebut Greenland, Uni Eropa Tegaskan Dukung Denmark

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal