Sementara, untuk Untuk pertumbuhan penumpang setiap tahunnya naik rata-rata 15-20 persen dalam lima tahun kebelakang. Pengembangan fasilitas di sisi udara yang akan dilakukan meliputi: Pembuatan Turning Area dan Marking, lanjutan pembuatan drainase sisi udara.
Pengembangan fasilitas sisi darat meliputi: Perluasan dan penataan landscape parkir terminal dan penambahan fasilitas penunjang pelayanan bandara udara juga perpanjangan runway hingga 2000 meter. Untuk itu, Menhub Budi meminta bantuan Pemerintah Daerah untuk membantu menyelesaikan pembebasan lahan baik untuk pengembangan Bandara maupun Pelabuhan.
Menhub menyatakan, pengembangan Bandara dan Pelabuhan ini nantinya diharapkan bisa meningkatkan perekonomian di Tanjung Balai Karimun dan sekitarnya, mengingat, Tanjung Balai Karimun merupakan salah satu Kawasan Bebas Perdagangan. “Karimun ini mempunyai satu potensi yang besar dari industri juga pariwisata dengan penduduk 200.000, saya pikir dalam waktu dekat bisa menjadi 400.000 apabila Malarko ini jadi Pelabuhan Samudera. Oleh karenanya saya minta seluruh pihak seperti: Pak Bupati dibantu Kapolres, Dandim dan stakeholder terkait untuk berkomitmen menjalankan ini,” katanya.
Menhub mengungkapkan, dibutuhkan biaya sekitar Rp200 Miliar untuk pembangunan Pelabuhan dan Rp100 Miliar untuk Pembangunan Bandara. Untuk pelabuhan pembiayaan akan dikerjasamakan dengan Pemerintah Daerah dan Swasta. Saat ini baru ada penerbangan oleh maskapai Susi Air dengan rute existing Tg. Balai Karimun-Pekan Baru dan Tg. Balai Karimun.