Skema kedua, diperuntukkan bagi rute-rute baru yang sesuai dengan tujuan Kemenpar yang menargetkan pasar utama seperti China, India, dan Eropa. Rute-rute baru ini tentu tujuannya ke destinasi-destinasi wisata dalam negeri
"Mereka mau buka rute baru kita akan support promosinya di sana. Anggaran (promosi ada) porsinya untuk airlines, dari Kemenpar itu kita ada porsi untuk anggaran kerja sama dengan airlines," ucapnya.
Skema ketiga berbentuk cash insentive yang persyaratannya sesuai dengan persetujuan Menteri Keuangan. Namun, insentif jenis ini hanya berlaku bagi maskapai yang bekerja sama dengan para pembeli grosir (wholesellers) seperti tur kelompok.
"Jadi gini, China dan India kan sekarang kapasitas seatnya masih rendah. Kalau kita bisa meningkatkan kapasitas ke China otomatis itu (inbound passenger) akan naik juga," tuturnya.
Ia melanjutkan, caranya adalah dengan memberikan insentif untuk maskapai yang membawa group tour ke Indonesia. Maskapai ini diminta untuk menambah kapasitas penumpang.
"Itu untuk nambah seat capacity karena yang tadi saya bilang kita cuma punya 2 juta itu hanya reguler saja, jadi kita ingin menambah dengan charter insentive," ungkapnya