Lebih lanjut Buwas mengatakan, jika gudang tersebut bocor dan berpotensi banjir kemudian diisi beras, justru malah dapat merusak beras. Karena itu, pihaknya berupaya memperbaiki gudang tersebut sebelum diisi dengan pasokan lagi.
"Kalau gudangnya bocor terendam kena banjir masa gudang itu harus saya isi beras? Makanya saya kosonginlah saya perbaiki dulu. Ada di Sulawesi Selatan di sana banjir, habis beras saya," ucapnya.
Dia menegaskan, seharusnya pemerintah membantu Bulog mengatasi hal ini. Bukan malah masalah gudang ini menjadi tanggung jawab Bulog, seperti yang dikatakan Mendag beberapa waktu lalu.
"Tidak bisa gitu dong, kita kan aparatur negara jangan saling tuding-tudingan," kata dia.
Ia meminta pemerintah lebih bersikap peduli kepada perusahaan berpelat merah ini. Pasalnya, beras merupakan bahan pokok masyarakat Indonesia sehingga harus didiskusikan dengan benar antara institusi pemerintah.
Menurut dia, jika pemerintah ingin mengadakan impor beras maka Bulog tidak mempermasalahkan. Namun, pemerintah juga harus memikirkan ke mana beras ini akan disimpan.
"Mari kita diskusikan maka langkahnya apa. Kalao mau impor ayo tapi apa? Saya nolak bukan tidak ada alasan. Katanya kalau mau impor 2 juta ton lagi ditaruh di mana? Terus kalau tidak dikonsumsi siapa yang nanggung? Nah harusnya berpikir seperti itu berpikir menyeluruh jangan tanggung-tanggung," tuturnya.