Paviliun juga menampilkan beberapa produsen produk madu organik, buah-buahan, dan olahan kelapa. Selain itu, Indonesia juga memberikan fasilitasi untuk produk dari usaha kecil dan menengah (UKM) binaan Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Produk UKM yang ditampilkan adalah cokelat organik, keripik, kopi, anggur tradisional, dan porang.
Kasan menambahkan, Pemerintah Jepang masih melarang warga negara asing untuk masuk ke Jepang. Untuk itu, partisipasi pada Foodex 2021 diprioritaskan kepada pelaku usaha yang telah memiliki perwakilan atau distributor di Jepang.
“Prioritas juga diberikan kepada pelaku usaha yang produknya memiliki prospek di Jepang dan bersedia mengirimkan contoh produk. Pada event ini disiapkan perangkat untuk perusahaan yang mengirimkan contoh produk agar dapat terkoneksi dengan buyer potensial selama pameran berlangsung,” tutur Kasan.
Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang besar. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang selama lima tahun terakhir (2016-2020) sebesar 8,72 persen.
Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang pada 2020 tercatat sebesar 211,7 juta dolar AS dan menempatkan Indonesia sebagai eksportir ke-10 produk makanan olahan ke Jepang dengan pangsa pasar 1,77 persen. Produk utama makanan olahan ke Jepang di antaranya olahan udang, olahan ikan, olahan kepiting, biskuit, dan olahan buah-buahan.