JAKARTA, iNews.id - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mendorong kerja sama Local Currency Settlement (LCS) diperluas ke banyak negara untuk membuat Indonesia lepas dari ketergangtungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang saat ini menjadi mata tunggal untuk transaksi antar negara.
Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, mengatakan kondisi perekonomian AS yang belum stabil pascapandemi menciptakan fluktuasi terhadap nilai tukar dollar di setiap negara.
Hal itu otomatis akan berdampak pada harga jual suatu produk di setiap negara, ketika dolar sedang menguat, maka harga-harga barang di suatu negara pun akan ikut naik. Hal tersebut yang bakal menghambat juga pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
"Bank Indonesia dengan beberapa bank sentral negara lain punya kebijakan Currency Settlement (LCS), suatu langkah yang positif, karena dengan mendiversifikasi kebutuhan valas bukan hanya pada dollar, bakal mengurangi risiko tekanan terhadap nilai tukar rupiah," ujar Eko dalam Market Review IDXChannel, Selasa (2/5/2023).
Apalagi perkembangan terbaru sejumlah bank Amerika Serikat (AS) yang mengalami ancaman gagal bayar utang kepada para pemegang obligasi, praktis mengancam kondisi perekonomian Negeri Paman Sam karena aktivitas keuangan tidak berjalan baik.