JAKARTA, iNews.id – Perekonomian Indonesia diprediksi akan terperosok ke jurang resesi pada kuartal III 2020. Ini setelah kuartal II pertumbuhan minus 5,32 persen. Sementara, negara dinyatakan resesi jika ekonomi minus dua kuartal berturut-turut atau lebih.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengungkapkan dampak yang akan dialami Indonesia bila resesi. Di antaranya fenomena sosial akan mewarnai dinamika kehidupan, seperti pendapatan masyarakat berkurang, daya beli menurun, PHK massal, dan pengangguran.
“Kondisinya justru yang sekarang ini adalah adanya penurunan pendapatan bagi semua kelompok masyarakat dan kelompok usaha. Jadi pendapatan turun, daya beli turun, otomatis PHK massal, dan penggangguran meningkat,” ujar Bhima saat dihubungi, Rabu (12/8/2020).
Saat ini, lanjut dia, kondisi pasar tak sama seperti gejolak ekonomi 1998 silam. Di mana kala itu terjadi inflasi hingga 70 persen. Kini, yang terjadi di lapangan ialah deflasi, di mana harga turun untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
“Tahun 2020 justru terjadi deflasi dalam beberapa bulan. Deflasi itu penurunan harga, bukan malah naik. Ini mengindikasikan permintaan menurun, sehingga penjual tidak berani menaikkan harga,” katanya.