Jalan Tol Layang Japek Dibuat Bergelombang, Ini Alasan Waskita Karya

Antara
Tol Layang Jakarta-Cikampek. (Foto: Ant)

"Kalau kita bangun ke bawah (JPO) ya sama kayak jalan (tol Japek) yang existing sekarang. Jadi pilihannya di atasnya," kata dia.

Masalahnya kemudian ada di simpang susun. Bambang menyebut, beberapa simpang susun seperti Cibitung dan Karawang memiliki tinggi hingga 13 meter. Bila ditambah standar clearance area 5,1 meter, maka tingginya menjadi 18 meter atau setara gedung 5 lantai.

"Bayangkan kalau kita menyetir di lantai 5 gedung, kita tahu di Tomang ada jalan putar yang tinggi. Nah itu saja rasanya agak bagaimana gitu, karena saking tingginya. Belum lagi kita mendapatkan beban angin," tuturnya.

Atas dasar itulah, Waskita Karya akhirnya memutuskan untuk membuat jalan bergelombang. Desain jalan tol dibikin seefisien mungkin, namun tetap mengutamakan keamanan.

"Pada saat menanjak dia aman, dan pada saat dia menurun dia aman. Inilah yang disebut dengan bagaimana kita mendesain sesuai dengan geometrik jalan yang diatur oleh regulasi jalan," ucapnya.

Bambang memastikan desain gelombang tol layang Japek sudah sesuai aturan, termasuk soal kecuraman jalan. Bahkan, kata dia, tol tersebut sudah memperhitungkan aspek seismik atau gempa.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
23 hari lalu

Waskita Kantongi Proyek Sekolah Rakyat di Sulsel, Target Rampung 2026

Bisnis
1 bulan lalu

Kajian Integrasi Waskita-Hutama Karya Ditargetkan Rampung Tahun Depan

Megapolitan
1 bulan lalu

Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Tembus 74,37 Persen, Ditargetkan Rampung Juni 2026

Nasional
2 bulan lalu

Bendungan Rukoh Siap Difungsikan, Waskita Karya Kebut Proyek Pengarah

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal