Sehingga, kata Ibrahim, ketakutan-ketakutan paslon 02 ini pun juga akan dimentahkan oleh MK dan kemudian keputusan sesuai dengan prediksi para analis.
Sedangkan penyebab yang ketiga adalah walaupun tensi geopolitik di Timur Tengah sedikit mereda dalam minggu ini, Bank Indonesia masih tetap terus melakukan operasi moneter yang pro market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
"Kita lihat bahwa saat ini juga perdagangan di DNDF juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama valuta asing dan obligasi," katanya.
Di sisi lain, pemerintah optimistis dampak dari ekonomi global yang mengakibatkan ketidakpastian tentang penurunan suku bunga bank sentral Amerika dan meningkatnya ketegangan Timur Tengah, bahwa pemerintah tetap optimis tentang ekonomi Indonesia karena ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang prudent dan koordinasi yang erat.
"Sehingga wajar kalau dalam kondisi saat ini rupiah kembali mengalami penguatan dan penguatan ini kemungkinan besar di minggu ini akan cukup tinggi, bisa saja kalau tensi geopolitik di Timur Tengah ini mereda bisa saja rupiah akan dibawah Rp16.000 di minggu ini," ucap Ibrahim.