Menurutnya, inflasi saat ini tidak diciptakan oleh peningkatan permintaan tetapi oleh pencatutan dan spekulasi, yang perlu ditangani.
"Anda harus mengatasi kelebihan keuntungan yang dibuat oleh perusahaan dan spekulasi keuangan di pasar komoditas. Tanpa membahasnya, hanya menaikkan suku bunga, itu seperti menggunakan palu untuk sesuatu yang tidak ada pakunya," ujar Ghosh.
"Anda mungkin akhirnya menghancurkan pemulihan ekonomi atau menciptakan stagflasi di negara lain. Tapi Anda tidak serta merta mengatasi masalah yang menciptakan inflasi," tambah dia.
Dia memperkirakan, lamanya stagflasi sangat tergantung pada bagaimana situasinya dan itu sangat tergantung pada kebijakan moneter G7 dan apakah Dana Moneter Internasional (IMF) dapat turun tangan dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Selama sekitar 60 tahun, kata dia, AS telah mengambil keuntungan dari hak istimewanya yang luar biasa, seperti memegang mata uang cadangan global karena dapat mencetak dolar AS sesuka hati dan akan diterima secara global. Adapun tindakan AS baru-baru ini membekukan cadangan bank sentral Venezuela, Afghanistan, Rusia, dan Iran, dia menuturkan, tidak hanya ilegal secara internasional, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan yang meningkat di AS sebagai tempat yang dapat diandalkan untuk menyimpan aset.
Lebih lanjut dia mengatakan, hegemoni dolar AS, yang sangat penting dalam ekspansi ekonomi Amerika Serikat sendiri akan menjadi jauh lebih rapuh di masa depan.
"Tidak diragukan lagi semakin banyak negara dan bank sentral akan memikirkan cara alternatif untuk menjaga cadangan mereka dan jelas itu hal yang logis untuk dilakukan," ucapnya.