Dia menyebutkan Literasi yang baik akan membantu masyarakat agar tetap produktif menghasilkan beragam inovasi meskipun saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19.
Di era tatanan normal baru perpustakaan berperan melakukan penguatan literasi sehingga berdampak pada pemulihan sosial-ekonomi. Perpustakaan telah menjadi ruang publik untuk berbagi pengalaman, belajar secara kontekstual, dan melatih kecakapan keterampilan. Peran literasi demi mewujudkan masyarakat sejahtera sudah dilakukan perpustakaan melalui transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Deni Kurniadi menerangkan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan menipiskan kesenjangan akses informasi
“Perpustakaan harus bisa bertransformasi sehingga memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan,” katanya.
Dalam praktiknya, lanjut dia, perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan juga wajib memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat sehingga diharapkan performa individu meningkat yang secara otomatis, meningkatkan literasi masyarakat.
“Perwujudan transformasi tersebut dapat diwujudkan peran perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusat kegiatan masyarakat, pusat kebudayaan, dan wadah memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi,” ujar Deni.