JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, keputusan pemerintah menambah impor jagung sebanyak 30.000 ton untuk menstabilkan harga. Pasalnya, harga jagung yang merupakan bahan baku pakan ternak masih tinggi.
"Ini untuk mengantisipasi karena harganya masih tinggi. Kami mengatakan kurang atau lebih karena supply terhadap demand. Demand sudah tentu ada, tapi yang menjadi pertimbangan adalah di harga," kata Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Sri Widayati, dikutip Rabu (9/1/2019).
Pada 2018, pemerintah menerbitkan izin impor jagung sebanyak 100.000 ton. Namun, kata Sri, upaya tersebut belum mampu menekan harga yang saat ini masih berkisar Rp5.800 per kilogram di tingkat petani.
Sri tidak bisa memastikan apakah keputusan mengimpor jagung akan langsung menurunkan harga. Namun, kata dia, panen raya seperti di Jawa Timur mulai terjadi pada minggu ketiga Januari.
Dia menyebut, jagung impor tambahan akan masuk pada Februari atau Maret. Perum Bulog ditugaskan untuk mendistribusikan jagung impor tersebut supaya harga turun.
Untuk impor 100.000 ton sebelumnya sejauh ini realisasinya sudah masuk 73 ribu ton. Sisanya sebanyak 30 ribu ton akan masuk pada 10 Januari 2019. Sebanyak 73 ribu ton jagung yang sudah masuk, terdiri dari 60 ribu ton dikirim ke peternak di Teluk Lamong dan sisanya didistribusikan ke Cigading, Banten.
"Itu memang untuk sentra peternak, kan banyaknya ada di Jawa Timur," kata Sri.