Selain itu, pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti AS dan China yang telah tumbuh positif di kuartal I 2021 turut mendukung peningkatan permintaan atas ekspor Indonesia. Selain itu, aktivitas manufaktur AS dan China yang semakin ekspansif di Mei 2021 ikut mendongkrak kinerja ekspor Indonesia di bulan yang sama.
Sementara itu, selain permintaan global yang telah pulih, pertumbuhan permintaan domestik yang kembali kuat juga mendorong produksi ke level yang lebih tinggi. Tercatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) mampu mencapai level 55,3 pada Mei atau mencatatkan rekor tertinggi selama 10 tahun sejarah survei.
Penyerapan jumlah tenaga kerja juga sudah mulai tumbuh positif untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat. Perluasan tenaga kerja ini sekaligus mendorong perbaikan penyerapan tenaga kerja domestik yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19.
“Pulihnya permintaan global dan domestik yang diiringi dengan peningkatan aktivitas manufaktur mendorong peningkatan impor bahan baku dan barang modal,” tutur Airlangga.
Impor bahan baku/penolong meningkat sebesar 79,11 persen (yoy). Peningkatan tersebut berpengaruh signfikan terhadap total impor karena memiliki porsi terbesar dibandingkan dengan impor golongan lain yakni sebesar 76,9 persen terhadap total impor. Pada saat yang sama, impor barang modal juga tumbuh positif sebesar 35,28 persen (yoy) dengan porsi sebesar 13,2 persen terhadap total impor.
“Berbagai perkembangan positif ini akan mendukung Indonesia dalam menjawab tantangan-tantangan global dan domestik sehingga ketahanan sektor eksternal dapat tetap terjaga dengan baik di tahun 2021,” ujar Airlangga.