BEIRUT, iNews.id - Lebanon saat ini tengah berada dalam krisis ekonomi yang sedang dan akan terus berlanjut. Hal ini akibat ketegangan politik yang diperparah dengan pukulan ekonomi oleh pandemi Covid-19.
Pemadaman listrik di seluruh ibu kota Beirut dan di beberapa daerah telah melampaui 20 jam dalam sehari. Imbasnya, sebagian warga di negara kecil di Laut Tengah yang berpenduduk hampir 7 juta jiwa ini berada dalam kegelapan ekstrim.
Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan bahan bakar. Sementara itu, anggota parlemen memperkirakan ketersediaan bahan bakar hanya akan bisa bertahan untuk dua minggu ke depan.
“Kekurangan bahan bakar dan pemadaman listrik ini menambah kesulitan yang dihadapi masyarakat. Perlu adanya revolusi bukan evolusi, untuk bergerak ke tahap berikutnya, apalagi dalam wacana politik kita," ujar mantan penasihat menteri keuangan Lebanon Henri Chaoul, dikutip dari CNBC Sabtu (11/7/2020).
Kekurangan listrik di Lebanon telah menyebabkan rumah sakit utama di Beirut menutup kamar operasi, dan terpaksa menunda serangkaian jadwal operasi. Hal ini membuat pelayanan kesehatan lumpuh, dan belum ada tindakan perbaikan dalam waktu dekat.