Larang Transaksi dengan WeChat, AS Yakinkan Apple dan Brand Besar Lain Tak Rugi

Djairan
Pemerintah AS berusaha meyakinkan perusahaan besar seperti Apple dan lainnya tentang kegiatan bisnis dengan aplikasi perpesanan WeChat di China. (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berusaha meyakinkan perusahaan besar seperti Apple dan lainnya tentang kegiatan bisnis dengan aplikasi perpesanan WeChat di China. Upaya itu untuk menjawab kekhawatiran larangan Presiden Donald Trump yang akan merugikan perusahaan asal Negeri Paman Sam itu sendiri.

Seperti diketahui, pada 6 Agustus 2020 Trump mengeluarkan rencana larangan terhadap individu dan perusahaan AS melakukan bisnis dengan WeChat, mulai pertengahan September nanti. Hal itu dinilai dapat mengancam operasi perusahaan AS di China. 

Pasalnya, WeChat adalah bagian tak terpisahkan dari konsumen di sana, di mana digunakan mulai dari membeli kopi hingga tiket pesawat. Tak hanya Apple, perusahaan AS lainya seperti Starbucks, Amazon, Walmart, KFC hingga Nike juga terancam merugi jika mereka terpaksa berhenti bertransaksi dengan perusahaan pemilik WeChat Tencent Holdings Ltd. Larangan habis-habisan terhadap WeChat dapat merusak teknologi AS, baik ritel, game, telekomunikasi dan industri lainnya.

Pejabat administrasi tingkat tinggi AS, termasuk Menteri Keuangan Steven Mnuchin, penasihat ekonomi Larry Kudlow, penasihat Gedung Putih Pat Cipollone dan Wakil Penasihat Keamanan Nasional Matt Pottinger telah bertemu pada Selasa lalu untuk membahas larangan WeChat. Pertanyaan yang mendasar, yakni kemungkinan perintah AS melarang perusahaan Amerika yang beroperasi penuh di China untuk bertransaksi pembayaran konsumen melalui WeChat.

“Kami berbicara dengan semua orang terkait hal ini. WeChat memang mirip seperti listrik, semua orang menggunakannya di mana-mana di China, perintah pelarangan itu tentu menimbulkan spekulasi kerugian yang luas,” ujar presiden Dewan Bisnis AS-China Craig Allen, dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (22/8/2020).

Seperti misalnya Apple, akan menjadi perusahaan yang dapat merugi kerugian terbesar dari larangan WeChat, karena China mewakili seperlima dari penjualannya. Apple juga mengandalkan China untuk sebagian besar manufakturnya yang dapat terpengaruh jika pemerintah Negeri Tirai Bambu itu memutuskan untuk membalas kebijakan Trump.

Sejauh ini, administrasi Trump masih mengkaji implikasi teknis tentang bagaimana memberlakukan larangan parsial pada WeChat. Keputusan Gedung Putih akan memberikan kejelasan, apakah perangkat Apple dan Google masih bisa menawarkan WeChat di toko aplikasi global mereka di luar AS.

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Internasional
1 jam lalu

Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3

Internasional
2 jam lalu

Wow! Trump Janji Bagi-Bagi Duit Rp33 Juta untuk Setiap Warga AS, Ada Apa?

Internasional
2 jam lalu

Shut Down Pemerintah AS Berlanjut, 10.000 Penerbangan Ditunda dan Dibatalkan

Internasional
2 jam lalu

Rusia Peringatkan Rencana Trump Uji Coba Nuklir Bisa Picu Perlombaan Senjata

Internasional
3 jam lalu

Rusia Bantah Tudingan Trump Diam-Diam Uji Coba Senjata Nuklir

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal