JAKARTA, iNews.id - Jumlah pengangguran per Agustus 2018 mencapai tujuh juta orang. Sebagian besar pengangguran masih didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan persentase 11,24 persen.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menilai, tingginya lulusan SMK yang menganggur disebabkan kebijakan pemerintah yang menerapkan rasio SMK:SMA sebesar 60:40. Akibatnya, jumlah lulusannya membeludak.
"Kondisi SMK kita itu sekarang jumlahnya 14 ribu, yang negeri hanya 5 ribu dan swasta 35 ribu. Banyak SMK mini yang siswanya tidak sampai 50 orang ini tentu tidak bisa kembangkan SMK unggulan. Ketika diobral izin SMK itu yang terjadi," ujarnya di, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Persoalannya, kata Muhadjir, kualitas lulusan SMK tidak sesuai kebutuhan industri. Tenaga pengajar di SMK lebih banyak diisi guru agama dan pancasila ketimbang guru keahlian. Padahal, SMK dicanangkan pemerintah agar pelajar mendapatkan pendidikan keahlian agar begitu lulus siap untuk bekerja.
"SMK lebih banyak bahkan dari guru agamanya dari guru keahliannya," kata dia.
Muhadjir berjanji akan memperbaiki situasi tersebut. Dalam jangka pendek, perizinan SMK diperketat sehingga jumlahnya bisa melambat. Selain itu, kualitas SMK yang ada akan terus ditingkatkan dengan cara dimerger.