Sutopo menerangkan, varietas jeruk yang banyak berkembang di Indonesia merupakan jenis common mandarin (Citrus reticulata Blanco). Beberapa varietas lokal Indonesia yang masuk dalam kelompok ini yaitu Keprok dan Siam.
Jenis domestik yang telah dikembangkan di antaranya Keprok Soe, Keprok Batu 55, dan Siam Madu, Keprok Brasitepu, dan Keprok Garut,Keprok Gayo, Siam Pontianak dan lainnya.
Sementara itu Ketua Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia, Ilud, mengatakan, ada empat hal yang dibutuhkan dalam bisnis ini. Empat hal tersebut selalu disampaikannya kepada petani untuk memotivasi.
“Saya memberikan motivasi ke petani bahwa ada 4K yang penting yaitu Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Kreativitas. Dengan adanya metode Bujangseta, alhamdulillah bisnis jeruk menjadi stabil” ujar Ilud.
Menurutnya, kebutuhan jeruk nasional sekitar 2,2 juta ton per tahun. Sebagai supplier, dirinya kini tidak lagi bingung mendapatkan pasokan karena stok buah tersedia sepanjang tahun sehingga kontinuitas pasar pun terpenuhi.
Dengan teknologi Kementan tersebut, Ilud berharap Indonesia ke depan bisa mengatur pasar internasional.
“Ketika pasar di negara lain sedang kosong, kita dapat mengisi kesempatan tersebut karena kita sudah dapat mengatur produksi” ujarnya.