Menko Airlangga Paparkan Kunci Pemulihan Ekonomi RI dari Pandemi Covid-19 di Washington DC

Michelle Natalia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kegiatan Public Lecture pada The CSIS ASEAN Leadership Forum di Washington DC, Senin (24/10/2022). (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

Pemerintah Indonesia menyambut dengan baik inisiatif Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan menyampaikan komitmen untuk aktif di semua pilar IPEF, dan mengharapkan Kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia dan seluruh kawasan Indo-Pasifik.

Dalam sesi tanya jawab, terdapat berbagai isu yang menarik perhatian, antara lain yang terkait dengan perkembangan Ibukota Nusantara (IKN), potensi Indonesia di dalam skema kerja sama IPEF, serta upaya pemerintah dalam mendorong industri semikonduktor di Indonesia.

Terkait dengan kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), Menko Airlangga menekankan bahwa Indonesia optimis terhadap deliverables dari IPEF dan mempunyai komitmen kuat terhadap semua pilar IPEF. Hal tersebut penting karena anggota-anggota IPEF memiliki latar kondisi ekonomi yang berbeda. Selain pilar-pilar dalam IPEF tersebut, Menko Airlangga menegaskan tentang pentingnya akses pasar dalam IPEF.

“Indonesia berharap IPEF dapat memiliki komitmen serta konsensus di antara negara-negara yang terlibat, dan kami berharap dalam satu tahun Indonesia dan negara-negara lain dapat mencapai kesepakatan dalam semua pilar pembahasan tersebut,” kata dia.

Selanjutnya, terkait keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023, Menko Airlangga menyatakan bahwa Indonesia akan melanjutkan ke-empat pilar yang dibahas dalam G20 yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, transisi energi, dan ketahanan pangan.

“Saya ingin menggarisbawahi bahwa ASEAN dengan 10 negara anggota memiliki ekonomi, luas lahan dan populasi yang luas. Indonesia terus mendukung komitmen Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu juga terdapat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011 saat Indonesia memimpin ASEAN. Daya tarik perjanjian tersebut sekarang bahkan lebih tinggi, sangat penting untuk mendukung rantai pasokan global, serta kami berharap bahwa fasilitasi untuk menghilangkan 92 persen dari tarif bea masuk,” tuturnya. 

Pertemuan tersebut berlangsung cukup interaktif. Menko Airlangga juga menjawab pertanyaan-pertanyaan para audiens yang hadir secara hybrid terkait G20, IPEF, ketahanan pangan Indonesia, pemindahan Ibu Kota Negara dan transisi energi yang tengah dilakukan Indonesia. Pertemuan tersebut dimoderatori oleh Director CSIS untuk Kawasan Asia Tenggara Gregory B. Poling.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
17 jam lalu

KTT APEC 2025, Prabowo Ajak Asia-Pasifik Kolaborasi Atasi Perdagangan Narkotika hingga Penyelundupan

Nasional
20 jam lalu

Trump Bertemu Xi Jinping soal Tarif, Airlangga Ungkap Dampak Strategisnya

Nasional
1 hari lalu

Prabowo Minta Purbaya-Rosan Cari Solusi Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh 

Nasional
2 hari lalu

Menko Airlangga Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus Rp6.657 Triliun di 2030

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal