Selanjutnya, program yang menjamin wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terjaga dengan baik sehingga tidak terjadi kerusakan akibat aktivitas ekonomi, serta program ekonomi sampah yang melibatkan nelayan lokal dan industri dengan cara tidak mengambil ikan tetapi mengambil sampah di laut dalam kurun waktu tertentu.
"Kita tidak bisa hanya mendorong dan memanfaatkan potensi ekonomi laut kita. Kita harus bertindak secara bertanggung jawab. Karena nasib generasi masa depan kita ditentukan oleh komitmen kita untuk melindungi dan mempertahankan laut kita," katanya.
Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto menambahkan selain menyampaikan General Statement di Sidang Committee on Fisheries ke-35, Menteri Trenggono juga akan menyampaikan speech di High Level Special Event of The International Year of Artisanal Fisheries and Aquaculture (IYAFA).
“Pak Menteri juga akan ada bilateral meeting dengan Direktur Jenderal FAO dan The Committee on Fisheries (COFI),” ucapnya.
Menurutnya, saat membuka sidang, Dirjen FAO Qu Dongyu sempat menyinggung kondisi sektor perikanan Indonesia yang terus menunjukkan kemajuan.
"Perhatian yang tinggi dari FAO menjadikan agenda Menteri Trenggono di Roma sangat strategis bagi perkembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia, karena di kesempatan itu delegasi Indonesia memperkenalkan langkah-langkah terobosan KKP dalam pelaksanaan program pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Sidang COFI ke-35 akan dijadikan kesempatan sinergi dukungan FAO dalam program ekonomi biru KKP,” tuturnya.